ASURANSI VS KERUSUHAN

ASURANSI VS KERUSUHAN

Tanggal 13,14,15 May 1998 adalah hari-hari kelabu bagi Indonesia. Hampir semua kegiatan Ekonomi terhenti selama 3 hari. Masyarakat hidup didalam ketakutan . Setelah 3 hari tersebut, walaupun bisnis mulai berjalan lagi, masyarakat tetap hidup dalam trauma yang baru-baru ini terjadi.

Disebuah rumah duka ada kesibukan berarti. Orang-orang berpakaian rapi berdatangan memberikan penghormatan terakir, menyalami keluarga yang di tinggalkan, dan kemudian pergi melanjutkan kegiatan mereka kembali. Sebuah situs sosial yang sering kali tidak berarti apa-apa bagi keluarga almarhum, karena beberapa saat kemudian mungkin tidak banyak yang akan ingat kepada mereka.

Namun tidak semua tamu yang datang hanya untuk memberi penghormatan terakhir. Diantara mereka ada Thomas dari PT. Prudential Life Assurance. Setelah mengucapkan turut berduka cita dia membisikan sesuatu kepada istri almarhum. Wajah janda yang semula murung itu, mendadak bersinar sekejap, sebelum larut kembali didalam kedukaannya.

Yang dilakukan oleh Thomas menjadi pertanyaan oleh salah seorang wartawan yang kebetulan hadir juga di sana. “ Oh Saya hanya menyampaikan bahwa Cek Asuransi Jiwa sebesar Rp. 500.000.000 ,-sudah bisa di ambil di kantor Saya “ kata Thomas kepada wartawan mengenai apa yang di bisikkannya kepada si janda.

Yah, Asuransi memang tidak bisa menghidupkan kembali suaminya, tetapi paling tidak kita bisa meniadakan kesulitan yang mungkin timbul karena kematian pencari nafkah.

Thomas benar, karena seberapa besarpun kedudukan mereka yang di tinggalkan, kehidupan memang harus berjalan terus, kalau bisa dengan standar hidup yang tetap. Oleh sebab itu sejumlah uang sangat diperlukan untuk menjamin kelangsungan standar hidup yang sama, dan ASURANSI adalah satu-satunya pihak yang pasti akan memberikan uang sesuai pertanggungan yang disepakati kepada pihak yang di tinggalkan/ahli waris.